Salah satu teori atribusi yang cukup terkenal adalah teori atribusi Weiner
tentang atribusi keberhasilan dan kegagalan. Teori ini menjelaskan bagaimana
orang cenderung mengevaluasi hasil dari suatu tindakan atau kegiatan dengan
memberikan atribusi atau penjelasan tentang penyebab keberhasilan atau
kegagalan tersebut.
Contoh penerapan dari teori atribusi Weiner adalah sebagai
berikut:
Bayu adalah seorang pelajar yang mendapatkan nilai bagus
dalam ujian matematika. Teman-temannya bertanya kepadanya tentang bagaimana ia
bisa mendapatkan nilai yang baik tersebut. Berikut adalah beberapa kemungkinan
atribusi yang bisa dilakukan oleh Bayu menurut teori Weiner:
- Atribusi
Internal-Stabil (Kepintaran): Bayu mungkin berpikir bahwa ia mendapatkan
nilai bagus karena ia memang pintar dalam matematika, dan ini merupakan
kemampuan bawaan yang dimilikinya sejak lahir.
- Atribusi
Internal-Variabel (Belajar keras): Bayu juga bisa berpikir bahwa ia
mendapatkan nilai bagus karena ia telah belajar dengan keras dan tekun
untuk memahami konsep-konsep matematika yang sulit.
- Atribusi
Eksternal-Stabil (Kemudahan Ujian): Bayu juga bisa berpikir bahwa ia
mendapatkan nilai bagus karena ujian matematika tersebut mudah, sehingga
siapa saja bisa mendapatkan nilai yang baik.
- Atribusi
Eksternal-Variabel (Keberuntungan): Bayu juga bisa berpikir bahwa ia
mendapatkan nilai bagus karena keberuntungan, yaitu ia mengira soal-soal
ujian tersebut dengan tepat.
Dalam hal ini, teori atribusi Weiner dapat membantu kita
memahami bagaimana orang cenderung memberikan penjelasan atau atribusi terhadap
hasil yang telah dicapai. Dengan memahami atribusi yang diberikan oleh
seseorang, kita dapat mengambil tindakan yang lebih tepat untuk membantu orang
tersebut mencapai hasil yang lebih baik di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar