Mendengar kata pacaran, jadi teringat
dengan hal-hal yang indah dan
ehm…
mesra ! Eit, eit . , . , tunggu, jangan
diteruskan ingatan dan imajinasi elo ke segala arah
Jangan-jangan, elo mikiran yang nggak-nggak
Ya ..., pacaran memang sesuatu yang menarik
untuk dibicarakan karena semua orang
mengalami halyang sama, Terlepas itu sebelum
nikah atau sesudah nikah! Atau juga, seperti
elo yang jauh sebelumnya sudah akrab dengan
istilah Pacaran
Nah, jangan salah, lho, salah satu tugas elo
di kemudian hari, yaitu mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia perkawinan atau rumah tangga.
Elo harus mempersiapkan diri dalam menempuh
kehidupan berkeluarga, yaitu menjadi suami
(ayah) atau istri (ibu). Memasuki gerbang atau
dunia perkawinan itu nggak terjadi begitu saja,
tetapi diperlukan suatu proses.
Seperti yang gue bilang tadi, proses menuju
atau memasuki dunia perkawinan dikenal dengan
istilah pacaran. Pacaran merupakan masa
penjajakan dan proses saling mengenal di antara
dua jenis kelamin yang berbeda, antara
laki-laki dan perempuan,
Dalam praktiknya, masa pacaran tersebut
ada yang berlangsung lama dan ada yang
terjadi secara singkat. Lama nggaknya masa
pacaran / bergantung pada situasi dan kondisi
yang memengaruhinya.
Namun, pada kebanyakan kasus, pacaran
sering terjadi di usia-usia muda karena adanya
ketertarikan atau simpati terhadap lawan jenis.
Itu hal yang wajar-wajar saja. Namun, sudah
nggak wajar jika ketertarikannya berlebihan.
Tertarik oleh ketampanan atau kecantikannya,
itu wajar, Namun, kalau tertarik karena
kekayaannya, itu "kurang ajar!".
Atau juga, elo bisa tertarik sama dia
karena dia penuh perhatian,
pergaulannya supel, humoris, suka menolong,
dan l a i n - l a i n .
Simpati dapat berkembang perlahann – lahan atau datang
tiba - tiba
Mendingan elo putuskan untuk menunda dulu
masa pacaran. Dari kebanyakan kasus, jarang
atau hampir nggak pernah dengan pacaran
dapat membantu konsentrasi belajar atau yang
lainnya. Malah, banyak waktu tersita olehnya.
Percaya atau nggak, pacaran dapat berpengaruh
terhadap perkembanganmu, baik
secara langsung maupun nggak langsung. pengaruh
ini dapat berdampak positif atau negatif.
Positifnya, bila elo mampu memilah dan memilih,
mana yang layak dilaksanakan dan mana yang
mesti' dihindari. Sebaliknya, pacaran bisa
berdampak
negatif, seandainya elo berpacaran
secara serampangan atau membabi buta. Nggak
mengindahkan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat dan agama. Ditambah lagi,
emosi semasa elo masih tergolong labil apabila
putus pacar sehingga konsentrasi belajar bisa
terganggu. Kalau sudah demikian, kan, elo sendiri
yang rugi!
Begitu juga bisa terjadi permusuhan di antara
teman, gara-gara salah pengertian dalam pergaulan
sehari-hari. Dampak negatif dari pacaran
yang dikhawatirkan adalah pelanggaran moral,
Misalnya, perbuatan yang dilakukan layaknya
pasangan suami-istri. Elo terjerumus ke dalam
tindakan yang nggak terpuji. Bukan mustahil
karena kondisi dan waktu yang mendukung elo
untuk berbuat seperti itu.
Untuk mengatasi dampak negatif dari paca
an ini, elo harus meluruskan niat dan memahami
arti dari pacaran. Di samping i t u , hendaknya
elo mampu mengendalikan d i r i , jangan sampai
mengikuti hawa nafsu yang dapat merugikan
diri sendiri. Oleh karena itu, nilai-nilai dan
ajaran
agama harus jadi pegangan dalam setiap lang-
kah elo dalam meraih cita-cita. Karena, agama
merupakan benteng yang kukuh dari perbuatan
keji dan mungkar. Jadi, lebih baik menghin-
darinya daripada terjerumus olehnya! Ingat!!
dengan agama, hidup jadi terarah!
“ MENCARI JATI DIRI “ Nirina Jubir
Kutipan “Pustaka Kota “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar